Sunday, July 3, 2011

Apakah Majelis Dzikir itu ?

Apakah Majelis Dzikir itu ?

Muhammad Arifin Ilham telah melakukan talbis (pemutarbalikan, red) terhadap kaum muslimin untuk mendukung kebid'ahan yang mereka kerjakan dengan dalil-dalil yang menyebutkan keutamaan majelis dzikir, dalam keadaan tidak tahu atau pura-pura tidak tahu tentang majelis dzikir yang difahami oleh salafus shaleh. Karena majelis dzikir yang dipahami oleh salafus shaleh ini adalah majelis ilmu dan mempelajari Sunnah Nabi shallallahu 'alaihi wa 'ala alihi wa sallam atau yang sejenisnya.

Abu Hazzan 'Atha` pernah ditanya:"Apakah Majelis Dzikir itu?" Beliau menjawab:
مَجْلِسُ الْحَلاَلِ وَالْحَرَامِ وَكَيْفَ تُصَلِّي وَكَيْفَ تَصُوْمُ وَكَيْفَ تَنْكِحُ وَكَيْفَ تَطْلُقُ وَتَبِيْعُ وَتَشْتَرِي
"Yaitu majelis tentang halal dan haram. Majelis yang mengajari bagaimana kamu shalat, puasa, menikah, talak, dan bagaimana kamu berjual-beli." (Al Hilyah 3/313).

Sa'id bin Jubair mengatakan:
كُلُّ عَامِلٍ للهِ بِطَاعَةِ اللهِ فَهُوَ ذَاكِرٌ للهِ
"Semua yang melakukan ketaatan kepada Allah karena Allah, maka dia adalah orang yang berdzikir kepada Allah."(Al Adzkar 7).

Syaikh Al Imam Abu 'Amr Ibnu Shalah pernah ditanya ukuran seseorang dikatakan sebagai orang yang banyak berdzikir kepada Allah?" Beliau mengatakan:
إِذَا وَاظَبَ عَلَى الأَذْكَارِ المَأْثُوْرَةِ المُثْبَتَّةِ صَبَاحًا وَمَسَاءً فِي الأَوْقَاتِ وَالأَحْوَالِ المُخْتَلِفَةِ لَيْلاً نَهَارًا كَانَ مِنَ الذَّاكِرِينَ اللهَ كَثِيْرًا وَ الذَّاكِرَاتِ
"Yaitu orang yang tekun melakukan dzikir-dzikir ma'tsur (diriwayatkan) yang sahih setiap pagi dan petang dalam keadaan yang berbeda, siang malam." (Al Adzkar 7).

Imam Al Qurthubi mengatakan:
مَجْلِسُ ذِكْرٍ يَعْنِي مَجْلِسُ عِلْمٍ وَتَذْكِيْرٍ وَهِيَ المَجَالِسُ الَتِي يُذْكَرُ فِيْهَا كَلاَمُ اللهِ وَسُنَّةُ رَسُوْلِهِ وَأَخْبَارُ السَلَفُ الصَّالِحِينَ وَكَلَامُ الأَئِمَّةِ الزُهّّادِ الْمُتَقَدِمِينَ المُبْرَأَةِ عَنِ التَّصَنُّعِ وَالْبِدَعِ المُنَزَّهَةِ عَنِ الْمَقَاصِدِ الرَّدِيْئَةِ وَالطَمَعِ
"Majelis dzikir adalah majelis ilmu dan nasehat (peringatan). Yaitu majelis yang diuraikan padanya firman-firman Allah, Sunnah Rasul-Nya dan keterangan para salafus shaleh serta imam-imam ahli zuhud yang terdahulu, jauh dari kepalsuan dan kebid'ahan yang penuh dengan tujuan-tujuan yang rendah dan ketamakan." (Fikih Sunnah 2/87).

Al Manawi mengatakan:"Hujjatul Islam (Al Ghazali –ed) mengatakan:"Yang dimaksud dengan majelis dzikir adalah, tadabbur Al Quran, mempelajari agama, dan menghitung-hitung ni'mat yang telah Allah berikan kepada kita." (Faidlul Qadir 5/519).

Dari penukilan perkataan ‘Ulama salaf ini jelas bagi kalian bahwa yang dimaksud oleh riwayat-riwayat yang di dalamnya disebutkan padanya “majalis adz-dzikr” atau “hilaqudz dzikr” adalah majelis ilmu yang di dalamnya dipelajari Kitabullah, Sunnah Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wasallam, jauh dari berbagai macam campuran bid’ah-bid’ah yang tidak pernah dicontohkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wasallam.

Lalu bagaimana mungkin dzikir bid’ah model Arifin Ilham bisa dikatakan sebagai majelis dzikir yang disebutkan di dalam nash-nash tersebut? Sungguh ini suatu keanehan !!!

Diantara yang menguatkan hal ini adalah beberapa nash Al-Qur’an dan sunnah. Di antaranya adalah firman Allah Ta’ala:
فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لاَ تَعْلَمُونَ
“Maka tanyakanlah kepada ahli dzikir jika kalian tidak mengetahuinya.” (QS An-Nahl: 43)
Para ahli tafsir menafsirkan “ahli dzikir” dengan makna “Para ‘Ulama”. (Lihat Tafsir Ibnu Katsir: 2/571-572)

Dan juga hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wasallam bersabda:
مَنْ اَغْتَسَلَ يَوْمَ الْجُمْعَةِ ثُمَّ رَاحَ فِي الْسَّاعَةِ اْلأُولَى فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ بَدَنَةً, وَمَنْ رَاحَ فِي الْسَّاعَةِ الثَّانِيَةَ فَكَأَنَمَا قَرَّبَ بَقْرَةً, وَمَنْ رَاحَ فِي الْسَّاعَةِ الْثَّالِثَةَ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ كَبْشًا أَقْرَنَ, وَمَنْ رَاحَ فِي الْسَّاعَةِ الْرَّابِعَةِ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ دَجَاجَةً, وَمَنْ رَاحَ فِي الْسَّاعَةِ الْخَامِسَةِ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ بَيْضَةً, فَإِذَا خَرَجَ اْلإِمَامُ حَضَرَتِ الْمَلاَئِكَةُ يَسْتَمِعُوْنَ الْذِّكْرَ
“Barangsiapa yang mandi pada hari Jum’at kemudian berang-kat di waktu pertama, maka seakan-akan dia berkurban seekor onta, dan barangsiapa yang berangkat di saat kedua maka seakan-akan dia berkurban seekor kerbau, dan barangsiapa yang berangkat di waktu ketiga maka seakan- akan dia berkurban seekor domba bertanduk, dan barangsiapa yang berangkat pada waktu keempat maka seakan-akan dia berkurban seekor ayam, dan barangsiapa yang datang pada waktu kelima maka seakan-akan dia berkurban seekor telor. Maka apabila imam telah keluar maka hadirlah para malaikat mendengarkan dzikir.”
Yang dimaksudkan dengan dzikir di dalam hadits ini adalah khutbah dan nasehat.( Lihat kitab Al-I’lam bifawaid Umdatil Ahkam, Ibnul Mulaqqin: 4/173)

Ini semua menunjukkan bahwa makna “majalis adz dzikr” lebih lebih luas dari makna dzikir secara lisan, namun mencakup berbagai macam jenis amalan ketaatan seperti menuntut ilmu, belajar dan mengajar, memberi nasehat, yang jauh dari berbagai bentuk bid’ah dan kesesatan. Sedangkan “majalis adz dzikir” yang dinisbahkan kepada model dan cara berdzikirnya Arifin Ilham, lebih pantas dinamakan sebagai “majelis makr (yang menipu daya kaum muslimin)” dan bukan majelis dzikr. Semoga Allah senantiasa menjaga kita dari kesesatan.

(Disalin dari "Bid'ah 'Amaliyah Dzikir Taubat, Bantahan terhadap 'Arifin Ilham Al Banjari", Penulis: Al Ustadz Abu Karimah 'Askari bin Jamal Al Bugisi, Murid Syaikh Muqbil bin Hadi Al Wadi'i, Yaman.Diterbitkan dalam buku berjudul "Bid’ahnya Dzikir Berjama’ah Bantahan Ilmiah Terhadap M. Arifin Ilham Dan Para Pendukungnya" oleh penerbit Darus Salaf Darus Salaf Press, Wisma Harapan Blok A5 No. 5 Gembor, Kodya Tangerang HP. 081316093831 Email: darussalafpress@plasa.com).

Artikel berkaitan:


0 comments:

Post a Comment