Saturday, July 2, 2011

TABLIGHI NISHAB MENCAMPUR HADIST MAUDLU' DAN DLO'IF

TABLIGHI NISHAB MENCAMPUR HADIST MAUDLU' DAN DLO'IF

1. Dalam Fadhailudz Dzikir, hal. 96 Diriwayatkan dari Umar, Rasulullah Shallahu alaihi wa Salam bersabda : Manakala nabi Adam alahi salam melakukan perbuatan dosa, ia mengetengadahkan kepala ke langit seraya berkata : Ya Rabb, aku memohon kepada-Mu dengan keagungan Muhammad, ampunilah dosaku. Maka Allah menurunkan wahyu dari arsy. Lalu Adam berkata : Maha suci nama-Mu, tatkala Kau menciptaku, aku mengetengadahkan kepalaku ke arah arsy, ternyata tertulis padanya, Laa Ilaaha Illallah Muhammad Rasulullah. Maka aku mengetahui bahawa tak seorangpun yang lebih mulia martabatnya di sisi-Mu daripada orang yang telah engkau jadikan beriringan dengan nama-Mu. Lalu Allah berfirman kepada Adam, wahai Adam, sesunggunya Muhammad itu nabi terakhir dan termasuk anak cucumu, seandainya Muhammad tidak diciptakan maka Aku tidak menciptamu. (Tablighi Nishab, bab Fadhailudz Dzikir, hal 96.)


Keterangan : Hadits di atas adalah hadits Maudhu dalam Al-Maudhuat Al-Kabir. Perawi-perawi dalam hadits di atas majhul (tidak dikenal).


2. Dalam Fadhailudz Dzikir, hal. 109-110

Diriwayatkan dari Ibnu Umar, ia berkata, bersabda Rasulullah : Barangsiapa menziarahi kuburanku, maka wajib atasnya syafatku. (Tablighi Nishab, Bab Fadhailudz Dzikir, hal. 109-110)

Keterangan : Hadits di atas hadits Maudhu, lihat Dhaiful Jami no 5618.


3. Dalam Fadhailul Haj, hal. 101

Diriwayatkan dari Ibnu Umar, ia berkata, Rasulullah bersabda : Barangsiapa yang menziarahiku setelah wafat maka ia laksana menziarahiku sewaktu aku hidup. Berkata penulis : Diriwayatkan oleh Imam Thabrani, Daruquthni dan Baihaqi.

Baihaqi menyatakan Hadits ini Dhaif dalam Al Ittihaf. Berdasarkan riwayat Imam Baihaqi dalam Al-Misyqat disebutkan, Siapa yang melakukan haji dan menziarahi kuburanku, maka ia seperti menziarahiku sewaktu aku hidup. Berkata penulis : Al-Muwaffiq dalam Al-Mughni menjadikan hadits ini sebagai dalil terhadap keutamaan ziarah ke makam nabi. (Tablighi Nishab, bab Fadhailul Haj, hal 101)

Keterangan : Hadits di atas Maudhu dalam Dhaiful Jami no 5563


Inilah sekelumit di antara kandungan hadits-hadits Maudhu dalam Tablighi Nishab, yang masih sangat banyak lagi di dalamnya yang harus dibersihkan dan dibuang jauh-jauh, kerana Rasulullah bersabda dalam haditsnya yang Mutawattir : Barangsiapa berdusta atasku dengan sengaja maka persiapkan duduknya di atas neraka, termasuk berdusta atas nama nabi yakni menyampaikan kepada ummat apa-apa yang bukan dari beliau namun disandarkan terhadap beliau, termasuk di dalamnya menyampaikan atau menggunakan hadits maudhu, dan telah sepakat ummat ini bahawa hadits maudhu tidak dapat dijadikan hujjah atau dalil.

Artikel berkaitan:


0 comments:

Post a Comment