Saturday, July 2, 2011

KEANEHAN KITAB TABLIGHI NISHAB/FADLOILUL 'AMAL

Sungguh, mereka benar-benar telah menjadikan 2 kitab tulisan tokoh mereka yakni Tablighi Nishab[9] yang ditulis oleh Maulana Zakaria al-Kandahlawy dan Hayatus-Shahabah yang ditulis oleh Maulana Yusuf al-Kandahlawy, seolah-olah 2 kitab syaikhani[10], 2 kitab yang mereka jadikan rujukan utama, yang sentiasa mereka baca di setiap waktu, yang mereka cintai, yang selalu mereka bawa kemana-mana, adalah kitab yang sesat lagi menyesatkan, di dalamnya tercampur antara hadits shahih dengan hadits dhaif, maudhu, dan laa ashla lahu, di dalamnya terkumpul bid'ah, syirik, khurafat, dongeng, mitos, dan kesesatan lainnya[11]. Namun, begitu taqlidnya mereka, begitu husnudh-dhonnya mereka, sehingga mereka biarkan kesesatan itu tetap ada di dalam kitab mereka, mereka tidak ridha dan rela kitab mereka dibersihkan dari kesesatan ini, mereka tetap menginginkan kitab itu seperti apa adanya sebagaimana ditulis oleh penulisnya, dan mereka tidak sedar bahawa penulis kedua kitab itu tidak mashum, namun mereka tetap tidak mengindahkannya, dan mereka menganggap seolah-olah penulis dua kitab itu bagaikan wali yang mashum. Semoga Allah memberikan hidayah kepada mereka-Sungguh, telah banyak para ulama pencinta kebenaran yang mengkoreksi kitab-kitab semacam ini, yang berusaha membuang dan membersihkan agama ini dari kotoran-kotoran, yang berusaha memelihara kemurnian agama ini, yang berusaha memerangi para ahli bid'ah dan kebid'ahannya. Namun, usaha mereka itu tidaklah mendapatkan tempat bagi orang-orang yang cinta akan kesesatan dan kebid'ahan.

_____________________

[9] Atau dikenal dengan Fadhailul amal. Nama fadhailul amal ini diambil sebagai upaya pentalbisan dengan mengangkat kebolehan penggunaan hujjah hadits dhaif dalam fadhilah amal (amalan fadhilah), namun mereka melupakan syarat-syarat bolehnya hadits dhoif digunakan sebagai fadhilah amal, lebih jauh lagi, kitab ini bukan hanya mengangkat hadits dhoif saja, namun juga maudhu, hikayat-hikayat, dan dongeng-dongeng palsu.


[10] Yaitu Bukhari Muslim, wallahu alam


[11] Akan menyusul contoh-contohnya dalam risalah ini


Artikel berkaitan:

0 comments:

Post a Comment