Thursday, April 7, 2011

ucapan tokoh2 ikhwanul muslim yang menyimpang dari syariat islam

1. Mursyid umum IM pertama, Hasan Al Banna adalah pengikut tarekat sufi Al Hashaafiyyah Asy Syaadzaliyyah yang menganut fahaman kebatinan dan Wihdatul Wujud (fahaman yang meyakini bersatunya wujud Allah Subhanahu wa Taala dengan wujud makhluk, maha suci Allah Subhanahu wa Taala dari keyakinan kotor ini). Berkata Hasan Al Banna dalam kitabnya Mudzakkiraatud Dawati wad Daaiyah (hal. 27):
Aku menyertai para pengikut tarekat Al Hashaafiyyah di Damanhuur, dan aku selalu menghadiri Al Hadhrah (acara berkumpulnya orang-orang tarekat untuk menari-nari dan menyanyi) di masjid At Taubah pada setiap malam dan (ketika) sayyid Abdul Wahhab (pemberi ijazah keanggotaan pada tarekat Al Hashaafiyyah) datang aku pun menerima tarekat Al Hashaafiyyah Asy Syaadzaliyyah darinya, dan dia menyampaikan kepadaku gerakan-gerakan dan amalan-amalan tarekat ini.


Bahkan dia termasuk pendiri yayasan sufiyah Al Hashaafiyyah, sebagaimana yang diceritakannya sendiri dalam kitabnya tersebut (hal. 28). Dalam kitab Hasan Al Banna Biaqlaami Talaamidzatihi wa Muaashiriihi (hal. 70-71) Jabir Rizq menukil ucapan Abdurrahman Al Banna (saudara kandung Hasan Al Banna) tentang sebuah majlis zikir tarekat Al Hashaafiyyah yang dihadiri Hasan Al Banna, yang pada waktu itu dilantunkan sebuah nasyid yang isinya mengandung keyakinan Wihdatul Wujud (fahaman yang meyakini bersatunya wujud Allah Subhanahu wa Taala dengan wujud makhluk, maha suci Allah Subhanahu wa Taala dari keyakinan kotor tu). Kemudian pada kitab yang sama (hal. 71-72) sebuah nasyid yang berisi keyakinan bahawa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam hadir bersama mereka dalam acara peringatan maulid Nabi shallallahu alaihi wa sallam yang mereka adakan


2. Hasan Al Banna melakukan perjalanan jauh untuk menziarahi kuburan orang-orang yang dianggap wali, sebagaimana yang dia sebutkan sendiri dalam kitabnya Mudzakkiraatud dawati wad daaiyah (hal. 33).

3. Hasan Al Banna mengingkari keluarnya Imam Al Mahdy di akhir zaman, padahal hadits-hadits yang menunjukkan keluarnya Al Mahdy adalah hadits-hadits yang shahih dan jumlahnya banyak sekali, bahkan mencapai darajat mutawatir. Dalam kitab Haditsuts Tsulaatsa li Hasan Al Banna (hal. 108, cet. maktabatul Quran), penyusun Ahmad Isa Aasyuur, Hasan Al Banna berkata:
Termasuk nasib baik, kami tidak melihat dalam Sunnah yang shahih hadits yang menetapkan (keluarnya) Al Mahdy, hadits-hadits yang menunjukkan hal ini berkisar antara hadits lemah atau palsu.

4. Mursyid umum IM ke-3, Umar At Tilmisany adalah penggemar goyangan disko ala Eropa dan muzik, sebagaimana yang diceritakannya sendiri dalam kitabnya Dzikrayaat laa Mudzakkiraat (hal. 8), dia berkata:
Aku mempelajari goyang disko ala Eropa di arena (disko) Imaadud diin, dengan caj 3 Junaih (mata wang Mesir) untuk setiap pengajaran satu jenis disko, maka aku mempelajari joget, fokesterot, charleston dan tango, dan aku juga mempelajari memetik alat muzik Uud (kecapi/biola).
Kalau ada yang menyangka bahawa hal ini dia lakukan sebelum dia bertaubat dan menjadi mursyid umum IM, maka persangkaan ini dibantah oleh dia sendiri dalam kitabnya tersebut (hal. 3 dan 17). Tidak cukup dengan menggemari kemungkaran-kemungkaran tersebut, mursyid IM ini bahkan melabel orang-orang yang mengingkari dan mencela kegemarannya tersebut sebagai orang-orang yang terlalu keras dan ekstrim, serta menyelisihi petunjuk Nabi shallallahu alaihi wa sallam yang selalu memilihi hal yang mudah dan meninggalkan yang susah, sebagaimana yang dia katakan dalam kitabnya di atas (hal. 4 dan 284).


5. Umar At Tilmisaany meninggalkan Solat Jumat untuk kerana menyaksikan pertunjukan film, sebagaimana yang dia sebutkan sendiri dalam kitabnya Dzikrayaat laa Mudzakkiraat (hal. 13), pada sub judul Aku pernah solat di (gedung) pertunjukan film, dia berkata:
Ketika aku menjalani profesiku sebagai pengacara, aku selalu datang (ke gedung pertunjukan film) pada hari jumat untuk menyaksikan pertunjukan film, biasanya aku menggunakan kesempatan waktu istirahat untuk melakukan jama dan qashar solat zuhur dan ashar, pada salah satu sudut gedung pertunjukan film tersebut.
Tidak cukup sampai disitu, bahkan dalam kitab Mudzakkiraat nya (hal. 73), At Tilmisaany mewajibkan hal ini (menyaksikan film, drama/theatre dsb) bagi para dai, dia berkata:
Termasuk kewajiban para dai adalah menguasai penggunaan semua sarana dan media informasi, termasuk film, drama dan tv

6. Umar At Tilmisaany adalah seorang perokok. Dalam kitabnya Dzikrayaat laa Mudzakkiraat (hal. 78) dia berkata:
Aku adalah seorang perokok, maka aku (pernah) berkata kepada imam (Hasan Al Banna): kalau engkau memerintahkan kepadaku (untuk meninggalkan rokok) maka akan aku tinggalkan, tapi kalau engkau diam maka aku akan terus (merokok), maka Hasan Al Banna menjawab: aku tidak memerintahkan dan juga tidak melarangmu.

Lihat juga ucapannya dalam kitab yang sama (hal. 26).
Demikianlah nukilan-nukilan yang dapat kami sampaikan dengan taufik dari Allah Subhanahu wa Taala yang kami rasa cukup untuk menjadi bukti yang menjelaskan hakikat dari kelompok IM yang sebenarnya. Tujuan kami menyampaikan ini semua tidak lain adalah untuk menunaikan kewajiban kami menyampaikan nasihat kepada saudara-saudara kami sesama kaum muslimin, khususnya bagi mereka yang terpengaruh/minimal kagum terhadap propaganda yang sering digembar-gemborkan oleh kelompok IM ini. Akhirnya, kami berdoa kepada Allah Subhanahu wa Taala agar sentiasa memberikan petunjuk dan taufik-Nya kepada kita semua, serta memudahkan kita mengetahui dan mengikuti jalan yang lurus dan benar, yang telah ditempuh oleh Nabi kita Muhammad shallallahu alaihi wa sallam dan para sahabatnya radiallahu anhum, serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik.





Pendapat Ustadz 'Abdullah Taslim Mengenai Ikhwani
islamic media ibnuisa files

0 comments:

Post a Comment